Senin, 07 Januari 2013

Buah Tin/Ara Bukti Awal Pertanian


Fosil daun dan buah Tin/Ara ditemukan di sebuah situs purbakala di Lembah Jordan. Temuan ini menjadi bukti bentuk pertanian awal.


Inilah buah-buah ara yang ditemukan di Lembah Jordan. Fosil buah-buahan ini menjadi bukti berawalnya era pertanian

Buah dan daun ini diperkirakan berusia 11.200 hingga 11.400 tahun. Para ilmuwan AS dan Israel mengatakan buah ara adalah varietas yang hanya tumbuh karena campur tangan manusia.
Tim ilmuwan ini mengatakan temuan ini menjadi titik awal saat cara hidup manusia berubah dari berburu dan meramu ke cara hidup bercocok tanam.


Mutasi acak 

Buah afra kuno (kiri) lebih kecil dibanding buah ara modern

Sembilan buah ara ini berukuran hanya 18mm, bersama 313 buah lainnya yang lebih kecil ditemukan di sebuah rumah di sebuah desa zaman batu baru, Gilgal I di Lembah Jordan.

Para ilmuwan dari Universitas Harvard dan Universitas Bar-Ilan Israel meyakini buah-buah ara ini adalah bentuk tanaman pertanian awal dan bukan tumbuhan liar biasa.

Setelah menyelidiki buah ara itu, tim ini mengetahui bahwa tumbuhan ini adalah varietas melakukan penyerbukan sendiri seperti yang dimakan manusia modern.

Di alam bebas, pohon ara jenis ini muncul karena adanya mutasi genetik. Namun, karena pohon ini tak menghasilkan biji, pohon-pohon ini tak dapat melakukan reproduksi sendiri. Pepohonan ini membutuhkan bantuan untuk berpendiah atau ditanam di tempat lain.

Seorang arkeolog dari Universitas Harvard, Ofer Bar-Yosef mengatakan : "Saat mutasi pathenorcarpic terjadi,manusia harus mengenali bahwa buah tak dihasilkan pohon baru dan budi daya pohon ara menjadi hal yang sangat biasa."

"Dari cara menanam varitas tertentu pohon ara ini, kita dapat mengetahui dimulainya era pertanian. Buah ara yang bisa dimakan ini tak akan bertahan jika tanpa campur tangan manusia."


Revolusi neolitik

Buah-buah ara ini ditemukan dalam kondisi baik dengan barley liar, gandum dan biji pohon ek. Tim ilmuwan ini mengatakan bahwa orang-orang pada zaman neolitik awal memadukan cara bercocok tanam dengan cara berburu dan meramu.

"Temuan ini dapat membantu kita mempelajari kebiasaan manusia di awal revolusi neolitik," kata profesor Bar-Yosef.
"Sebelumnya manusia selama 2,5 juta tahun berburu dan meramu di berbagai lokasi di seluruh dunia."
"Tapi revolusi neolitik mengubah hubungan antara manusia dan alam. Manusia tidak hanya menjadi konsumen apapun yang tumbuh di alam namun mereka memulai untuk bercocok tanam dan beternak."

Para ilmuwan mengatakan buah ara ini adalah bentuk awal pertanian modern seperti sekarang.

Namun, benda purbakala lain seperti beras yang diduga berusia 15.000 tahun ditemukan di Korea, membuat semakin sulit untuk menentukan permulaan era pertanian.

BBC Indonesia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar