1. وَالتِّينِ وَالزَّيْتُون
Demi Buah Tiin, demi Buah Zaitun.
By the Fig and the Olive.
2. وَطُورِ سِينِينَ
Demi Gunung Sinai.
And the Mount of Sinai.
3. وَهَذَا الْبَلَدِ الأَمِينِ
Demi negeri yang aman ini.
And this City of security.
4. لَقَدْ خَلَقْنَا الإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
Sesungguhnya telah Kami cipta¬kan manusia itu atas
sebaik-baik pendirian.
We have indeed created man in the best of moulds.
5. ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ
Kemudian itu, Kami jatuhkan dia kepada serendah-rendah yang
rendah.
Then do We abase him (to be) the lowest of the low,
6. إِلاَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُو الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍإِ
Kecuali orang-orang yang ber¬iman dan beramal shalih, maka
untuk mereka
adalah ganjaran yang tiada putus-putus.
Except such as believe and do righteous deeds: For they
shall have a reward
unfailing.
7. فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِالدِّين
Maka apakah sesuatu yang akan mendustakan kamu tentang
agama?
Then what can, after this, contradict thee, as to the
judgment (to come)?
8. أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ
Bukankah Allah itu yang paling adil di antara segala yang
menghukum?
Is not Allah the wisest of judges?
Surat ini diturunkan di Mekah, mengandungi 8 ayat. Dinamakan surah
"At-Tiin" (Buah Tiin), kerana pada awal surah ini, Allah SWT
bersumpah dengan buah Tiin dan Zaitun, juga dengan Gunung Tursina dan negeri
Mekah yang aman, tentang bagaimana la menciptakan manusia dalam bentuk dan
keadaan yang sebaik-baiknya.
Intisari kandungannya : Menerangkan perihal manusia dan menegaskan bahwa Allah
SWT telah menciptakannya dalam bentuk yang sebaik-baiknya (serta berkelengkapan
sesuai dengan keadaannya).
Kemudian jika
manusia panjang umur sehingga tua atau menyalahgunakan kelengkapan itu, Allah
kembalikan dia keserendah-rendah peringkat orang-orang yang rendah, kecuali
orang-orang yang beriman dan beramal salih, maka mereka beroleh pahala yang
tidak putus-putus.
Yakni orang-orang yang beriman yang semasa mudanya tetap mengerjakan amal-amal
yang salih, apabila ia menjadi tua renta tak dapat berbuat lagi demikian, maka
Allah SWT perintahkan supaya dituliskan pahala amalan yang biasa dikerjakannya
dahulu, sekalipun ia tidak dapat mengerjakannya lagi dalam masa tuanya.
Setelah itu Allah Taala menujukan amaranNya kepada manusia yang ingkar :
"(Jika demikian kekuasaanKu) maka apa pula yang menjadikan engkau seorang
pendusta, (bercakap tidak benar) mengenai hari pembalasan, sesudah (ternyata
dalil-dalil yang membuktikan kekuasaanKu mengadakan hari pembalasan) itu?
Bukankah Allah (yang demikian kekuasaanNya) seadil-adil Hakim?"